Kali ini saya ingin membahas tentang kecepatan internet dan
sudah murahkah internet di Indonesia, berikut adalah artikel dari kecepatan
internet di Asia Pasifik indonesia menduduki peringkat kedua terbawah.
Indonesia hanya mengalahkan negara India.
Laporan State of the Internet edisi terbaru untuk kuartal III 2013 mengenai data-data mengenai kecepatan koneksi internet, jumlah trafik, adopsi broadband, dan serangan cyber telah dirilis oleh Penyedia layanan cloud global Akamai Technologies Inc. Data tersebut didapat dari hasil survey 122 negara di seluruh dunia yang termasuk dalam Akamai Intelligent Platform. Laporan tersebut mengatakakan koneksi internet dunia dikatakan telah meningkat sebanyak 10% dari kuartal lalu. Namun sayangnya Indonesia masih menempati posisi kedua terbawah di antara Negara-negara asia pasifik lainnya, Indonesia hanya mengalahkan india yang hanya mencatat 1,4 Mbps.
Laporan State of the Internet edisi terbaru untuk kuartal III 2013 mengenai data-data mengenai kecepatan koneksi internet, jumlah trafik, adopsi broadband, dan serangan cyber telah dirilis oleh Penyedia layanan cloud global Akamai Technologies Inc. Data tersebut didapat dari hasil survey 122 negara di seluruh dunia yang termasuk dalam Akamai Intelligent Platform. Laporan tersebut mengatakakan koneksi internet dunia dikatakan telah meningkat sebanyak 10% dari kuartal lalu. Namun sayangnya Indonesia masih menempati posisi kedua terbawah di antara Negara-negara asia pasifik lainnya, Indonesia hanya mengalahkan india yang hanya mencatat 1,4 Mbps.
Negara-negara lain yang termasuk dalam wilayah Asia Pasifik
adalah Malaysia, Australia, Thailand, Vietnam, Jepang, China,
Singapura, Taiwan, Filipina, Hongkong, dan Korea Selatan. Korea selatan masih
menempati koneksi internet tercepat dengan angka rata-rata 22,1 Mbps. Negara
yang sekarang menjadi kiblat fashion dunia
dan memiliki banyak artis terkenal di dalamnya itu lagi-lagi memegang gelar
Negara dengan koneksi “terngebut” di asia pasifik. Korea Selatan, Jepang, dan
Hongkong secara berurutan duduk di ranking pertama, kedua, dan ketiga dalam
peringkat kecepatan internet rata-rata terkencang di seluruh dunia. Dilanjut
Indonesia muncul di posisi ke-118. Sangat miris sekali menurut saya untuk sebuah
Negara yang sedang berkembang ini. 70 %npengguna internet Korea
Selatan menikmati kecepatan di atas 10 Mbps, sementara Indonesia hanya 0,1
persen jika ditinjau dari segi adopsi broadband.
serangan cyber yang berasal dari Indonesia sebelumnya naik
dengan cukup signifikan pada kuartal sebelumnya namun pada kuartal III 2013
jumlah serangan cyber tersebut menurun. China kembali memegang gelar sebagai
Negara asal serangan cyber terbanyak yang menjadi sumber 35% serangan. Dilanjut
urutan kedua dan ketiga ditempati Indonesia dan Amerika Serikat
yang masing-masing menjadi sumber dari 20 persen dan 11 persen serangan cyber.
(dikutip
: http://bixbux.com/kondisi-internet-di-indonesia-dan-perbandingannya-dengan-kondisi-internet-di-beberapa-negara-tetangga/
)
Memang jika dibandingkan negara indonesia jauh dibawah
negara-negara lain akan tetapi kebutuhan internet di Indonesia masi kurang.
Masih banyak warga Indonesia yang belum melek teknologi, padahal internet
sangat dibutuhkan pada zaman ini. Agar kita bisa tau ada perkembangan apa saja
di dunia ini.
Lalu apakah murah? menurut saya dengan kecepatan saat ini
internet indonesia masih dibilang 'barang' mahal. Walaupun sudah banyak
paket-paket dan promo-promo internet murah, akan tetapi harga internet yang
murah tidak menjamin para netizen betah memakainya.
Tarif Internet Kita Mahal atau Lebih Berkualitas?
Ukuran mahal itu apa? Mahal atau murah
sering dikaitkan dengan rata-rata pendapatan masyarakat (income per kapita) dan
mutu atau kualitas sebuah produk atau jasa. Dalam kaitan judul postingan ini
kita kaitkan dengan Jasa layanan Internet.
Menurut beberapa analisa, tarif
internet kita murah. Tapi tahukan kita bahwa tarif internet di hampir seluruh
dunia ternyata lebih murah dari yang berlaku di negara kita? Salah satu kajian
itu adalah seperti informasi yang diterbitkan oleh Badan Komunikasi PBB (ITU)
yang berjudul “Mengukur Masarakat Informasi 2010″ memberi kesimpulan atas hasil
kajian di 154 negara, bahwa :
- Trif internet termasuk sarana komunikasi dan informasi diberbagai belahan dunia mengalami penurunan, sedangkan pelyanan di bidang tersebut mengalami peningkatatan pesat.
- Rata-rata penurunan tarif Komunikasi dan Informasi itu berkisar antara 40% - 42%.
- Jumlah pelanggan telepon seluler (yang mampu mengakses layanan informasi dan komunikasi dan internet) mencapai 5 Milyar orang di seluruh dunia.
- Negara yang paling murah mengenakan tarif Komunikasi dan Informasi (termasuk internet) adalah : Hongkong, Singapore, Kuwait, Luxemburg, AS, Denmark, Norwegia, Inggris dan Selandia Baru.
- Cina dan Makao merupakan wilayah yang paling murah mengenakan tarif Komunikasi dan informasi.
Dimanakah letak ukuran mahal atau murah
tarif Komunikasi dan Informasi negara kita? Banyak kita temukan perang tarif
berbagai operator seluler di negara kita, hampir semua operator menerikkkan
“yel-yel” yang sama bahwa mereka memberikan tarif dan layanan yang murah dan
mudah. Tapi apa yang terjadi ?:
- Sepertinya ada semacam kesepakatan mirip menjembak konsumen kita yang belum perduli betul dengan kondisi yang sebenarnya terjadi. Kesannya ada semacam “Kartel” yang berpengaruh di negara kita dalam menerapkan tarif. Semua sepakat seolah-olah perduli dengan tarif, kenyataannya malah menjebak dengan trik and tips masing-masing yang semuanya bermuara pada kondisi “Pertahankan Profit Margin Optimal”
- Jika ada tarif yang lebih murah, mereka mempermainkan pelanggan di bidang lainnya, kecepatannya dikurangi, diberi quota khusus, diberi limit waktu yang sifatnya situasinonal dan kondisional, atau malah hanya berlaku pada dari jam tertentu ke jam tertentu. Paling sering dialami pelanggan adalah terpkasa gonta-ganti kartu baru dengan harga yang relatif mahal.
Atas kondisi tersebut, pemerintah telah
mengambil kebijakan untuk menurunkan tarif intenet (Komunikasi dan Informasi)
sebesar 42% seperti yang telah disampaikan oleh Dirjen Postel
Basuki Yusuf dan Menkominfo Tiafatul Sembring pada Juni 2010 lalu yang belum
terealisir hingga saat ini.
Mahalnya tarif internet juga diakuit
oleh Kepala Pusat dan Humas Kemkominfo, Gatot S Dewa Broto, tujuan utama
dari kebijakan pemerintah meyelenggarakan telekomunikasi untuk akses broadband
menggunakan spektrum frekuensi Broadband Wireless Access (BWA) dan seleksi penyelenggaraannya
pada pita 2.3 GHz dan 3.3 GHz untuk mendorong ketersediaan tarif akses
internet yang terjangkau (murah) di Indonesia, seperti yang dsiampaikan oleh
Suara Media.com pada Maret lalu.
Sebagai pembanding mahal atau murah
mari kita lihat tarif Telkom (speddy) yang kita anggap tarif termurah di tanah
air bandung dengan tarif metrodatapath yang berkedudukan di Arizona AS,
sebagai berikut ;
Penyebab tarif
ICT yang Mahal.
Mahalnya tarif Internet di Indonesia
diakui juga oleh pendatang baru dalam layanan Internet berteknologi tinggi,
yakni berbasis WIMAX (worlwide interoprability for micorwafe Access) yaitu
sebuah perusahaan penyedia jasa internet yang baru operasi di tanah air yakni
PT First Media tbk, perusahaan yang menjanjikan mampu mengurangi biaya
pemakaian internet perbulan dari Ro.750 ribu /Mbps menjadi Rp.300
ribu hingga Rp.500 ribuan per bulannya untuk 1 Mbps.
Pertanyaannya, mengapa perusahaan itu
bisa menghadirkan tarif yang lebih kompetitif, padahal teknologi yang
digunakannya tergolong canggih yakni menggunakan teknologi spektrum pita lebar
seperti wi-fi yang mampu memberi layanan setara dengan 75 Mbps.
Apakah operator penyedia layanan
Informasi dan Komunikasi tidak menggunakan teknologi ini atau pura-pura
tidak mempublikasikan pemakaian teknologi atau malah menutup-nutupi infirmasi
tentang hal ini agar masyarakat teknologi tidak terpancing melihat ke arah ini?
Katakanlah masyarakat awam tidak perduli dengan hal ini tapi masyarat
intelektual yang mengetahui hal ini apakah bisa diabaikan begitu saja?
Memang ada yang mengatakan bahwa
mahalnya tarif intenet di negara ini ada kaitan dengan jenis serat optik yang
dipakai (tertanam di dasar laut). Negara kita yang posisinya berada di
Katulistiwa terlalu jauh jangkauannya menuju penyedia internet di AS. Semakin
jauh jauh dengan penyedia Internet semakin panjang bula Backbone atau kabel
serat optik tadi diperukan, artinya semakin besar biaya investasinya.
Berbeda dengan jepang, Taiwan dan China
yang relatif lebih dekat kita mau tidak mau harus melalui
jarak yang panjang tersebut. Dalam hal ini kita mendapat Backbone Tier-1
oleh pemilik Backbone di AS.
Disamping jarak Backbone yang panjang,
kita juga hanya memiliki 2 routing (akses) saja yakni Routing Singapore
dan Routing Australia. Berbeda dengan negara-negara tersebut di atas,
mereka route yang lebih banyak, yakni Rusia, China, Taiwan dan AS. Semakin
banyak route nya semakin kompetitiflah harganya.
Jika mengacu kepada persoalan backbone
dan routing yang mahal, sementara di sisi lain ternayta ada perusahaan
penyedia layanan tarif yang mampu menekan harga hingga 42% seperti di atas,
jadi sebetulnya apa yang tejadi? Kenapa tarif internet (ICT) kita masih
tergolong mahal. Menurut data badan komunikasi dunia (ITU) kita malah tidak
termasuk dalam kelompok negara yang menerapkan tarif murah?
Sekadar perbandingan tarif operator
yang reguler (Non Promosi) yang dikutip dari Babeh.net.com hari ini (2 Januari
2011), tarifatau biaya internet berbasis volume (Based volume) di negara kita
dapat dilihat sebagai berikut :
XL 3G HSDPA
- Paket Xplorer (kuota 250 MB). Biaya Rp 99 rb/bulan
- Paket Xtion (kuota 1 GB). Biaya Rp 279 rb/bulan
- Paket Xtreme (kuota 3 GB). Biaya Rp 499 rb/bulan
Kelebihan pemakaian dikenakan biaya Rp
0,4/KB
Telkomsel Flash
- Paket Basic (kuota 500 MB). Biaya Rp 125 rb/bulan
- Paket Advance (kuota 1 GB). Biaya Rp 225 rb/bulan
- Paket Pro (kuota 3 GB). Biaya Rp 400 rb/bulan
Kelebihan pemakaian dikenakan biaya Rp
1/KB
Indosat 3,5G
- Paket Economy (kuota 500 MB). Biaya Rp 90 rb/bulan
- Paket Extra Light (kuota 1,25 GB). Biaya Rp 200 rb/bulan
- Paket Medium (kuota 3 GB). Biaya Rp 400 rb/bulan
Kelebihan pemakaian dikenakan biaya Rp
0,5/KB
Mobil
- Paket (kuota 500 MB). Biaya Rp 88 rb/bulan
- Paket (kuota 1,2 GB). Biaya Rp 150 rb/bulan
- Paket (kuota 3 GB). Biaya Rp 250 rb/bulan
Kelebihan pemakaian dikenakan biaya Rp
0,25/KB
Ngorbit Starone
- Paket 350 MB. Biaya Rp 49 rb/bulan
- Paket 1 GB. Biaya Rp 99 rb/bulan
Berapa kecepatan internet di
beberapa negara yang paling murah biayanya?
Ironsnya, kendati masih tergolong
mahal, kecepatan akses intenet kita juga termasuk paling lemot di dunia. Untuk
ranking kecepatan akses ini, posisi rangking kita berada diurutan 148 dunia
dari 154 negara, yakni pada angka 1,21 Mbps. Sedangkan negara-negara lainnya
yang memiliki akses terbaik adalah (sesuai rangking) :
- 1 Korea Selatan 21,71 Mb/s
- 2 Jepang 16.00 Mb/s
- 3 Aland Island 15.02 Mb/s
- 4 Lithuania 13.44 Mb/s
- 5 Latvia 13.35 Mb/s
- 6 Swedia 13.26 Mb/s
- 7 Romania 12.85 Mb/s
- 8 Belanda 12.32 Mb/s
- 9 Bulgaria 12.02 Mb/s
- 10 Republik Moldova 10.00 Mb/s
- 11 Hong Kong (China) 9.52 Mb/s
- 12 Slovakia 8.92 Mb/s
- ——-
- 148 Indonesia 1,21Mb/s
- ——–
- 154 Zimbwabe. Tarif sekali SMS untuk lokal Zimbabwe adalah USD 5-7 atau dengan kurs rupiah 9,665 per 1 USD tarif tersebut setara dengan Rp 48.325- Rp 67.665. Cukup untuk membeli beras beberapa kilogram di Indonesia. Untuk tarif SMS ke luar negeri, lebih gila lagi. Harga yang dipatok adalah antara $ 12 and $ 20 atau sekitar Rp 115.980,- sampai Rp 193.300. (Sumber TongBerisi.net)
Kesimpulannya :
Tarif ICT kita memang masih mahal.
Kendatipun ada upaya pemerintah untuk menurunkan tarif tapi belum dapat
direalisasikan karena peranan KARTEL jasa ICT kita masih dominan dan mampu
mengintervensi Pemerintah kita.
Kendatipun ternyata masih masuk
golongan mahal, ironisnya dalam hal akses dan kecepatan kita masih masuk urutan
148 dunia. Harusnya harga mahal diikuti oleh layanan optimal dalam berbagai
aspek.
Semoga bermanfaat untuk membuka
cakrawala kita semua. Kendati mahal, kita tidak punya pilihan selain
menggunakan tarif dan layanan yang ada untuk tujuan yang bermanfaat dalam
menggunakan jasa dan layanan ICT ini tentunya.
Referensi : http://awansendi.blogspot.com/2015/01/perbandingan-internet-indonesia-dengan.html
http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/01/02/tarif-internet-kita-mahal-atau-lebih-berkualitas-329789.html
0 komentar:
Posting Komentar