Minggu, 20 September 2015

Curriculum Vitae (CV)

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, ada berbagai macam contoh CV (Curriculum Vitae) yang beredar di internet. Adapun diantaranya ialah cv dalam bahasa inggris, cv bahasa indonesia, cv yang menarik, cv yang baik dan benar dan lain-lain sebagainya. Dan kesemua bentuk cv tersebut memiliki kegunaan yang sama, yaitu sama-sama untuk kepentingan lamaran kerja. Meskipun demikian membuat cv yang baik dan benar tentu akan memiliki pengaruh tersendiri bagi si pelamar.

Gambar untuk Contoh Curriculum Vitae Terbaru dan Lengkap


Pada postingan saya sebelumnya yang berjudul contoh cv lamaran kerja yang menarik telah saya singgung pengertian dari cv. CV adalah sebuah lembaran yang memiliki format tertentu yang isinya tentang riwayat hidup singkat seseorang yang dimulai dengan data diri seseorang seperti nama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, agama, status hingga pengalaman-pengalaman kerja maupun organisasi yang pernah dijalani seseorang.

Dari penjelasan diatas, sedikitnya sudah ada gambaran bagaimana bentuk sebuah cv lamaran kerja. Namun agar lebih jelas, berikut ini akan saya bagikan beberapa contoh curriculum vitae terbaru, lengkap dengan berbagai macam bentuknya.

Contoh CV Lamaran Kerja Bahasa Inggris

CURRICULUM VITAE

Personal Data

Full Name                 : Ikhsan
Place Date of Birth   : Aceh Besar, 13 November 1989
Gender                      : Male
Marital Status           : Not Married
Last Education          : Islamic economics graduate in Uin Ar-Raniry Banda Aceh
Address                     : Lamnyong, No. 23 Aceh Besar
No. Mobile                : 089867678913

Formal Education

1995 - 2001: SDN 1 Banda Aceh
2001 - 2004: SMPN 17 Banda Aceh
2004 - 2007: SMAN 3 Banda Aceh
2007 - 2014: S1 Islamic Economics UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Organizational experience

March 2008 - March 2009: Members of the Association of majors UIN Ar-Raniry Banda Aceh
January 2009 - January 2012: Members of Student Activity Unit UIN Ar-raniry Banda Aceh

Work experience

January 2011 - Desember 2011: Marketing In CV. Saudara Baru

Similarly, the resume I created with truth and truth can be accounted for.


(IKHSAN)

Contoh CV Lamaran Kerja Bahasa Indonesia

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 

Data Pribadi

Nama                               : Ikhsan
Tempat, Tanggal lahir     : Aceh Besar, 13 November 1989
Agama                             : Islam
Alamat rumah                 : Lamnyong, No. 23 Aceh Besar
Nomer telepon                : 089867678913
Email                                : ikhsan_shi@gmail.com

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal:
1995 sampai 2001 : SDN 1 Banda Aceh
2001 sampai 2004 : SMPN 17 Banda Aceh
2004 sampai 2007 : SMAN 3 Banda Aceh
2007 sampai 2014 : S1 Islamic Economics UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Pendidikan Non Formal:
2012 : Kuliah Pengabdian Masyarakat
2013 :  Pendidikan dan Latihan Komputer

Riwayat Organisasi

Maret 2008 sampai Maret 2009 : Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan UIN Ar-Raniry
Januari 2009 sampai Januari 2012 : Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Taekwondo UIN Ar-Raniry

Pengalaman

Januari 2011 - Desember 2011 : Tenaga Pemasaran di CV. Saudara Baru

Keahlian Komputer

Microsoft Office (MS. Word, MS. Excel, MS. PowerPoint) dan Internet.

Demikian Curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Hormat saya,

Ikhsan, S.HI

Contoh CV yang Menarik

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama                                : Ika Maulina
Tempat, Tanggal Lahir     : Aceh Besar, 5 November 1982
Jenis Kelamin                   : Perempuan
Agama                              : Islam
Kewarganegaraan             : Indonesia
Alamat                              : Jl. Kenari No. 24 Aceh Besar, Aceh
Telepon                             : 0813 6464 8915

Latar belakang Pendidikan

Formal
1996 - 1999 : SMPN 17 Banda Aceh
1999 - 2002 : SMK 2 Banda Aceh
2002 - 2005 : LP3I Banda Aceh

Non Formal
1999 - 1999 : Kursus Komputer di Bina Informatika Nusantara Banda Aceh
1999 - 2000 : Kursus Bahasa Inggris di LIA Banda Aceh
2002 - 2003 : Kursus Akuntansi di Lembaga PAPP

Kemampuan

Kemampuan Akuntansi (Accounting) dan Administrasi. Journal printing & Calculation, Ledger, Salary Calculation, Project Data Updating, Teller, Petty Cash Payroll & Calculation, Inventory Controls)
Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, MS Access, MS Outlook dan Internet)
Memahami Sistem Perpajakan

Pengalaman Kerja

Praktek Kerja Lapangan:

Praktek Kerja di  : PT Astra Banda Aceh
Periode                : April 2000 - Juni 2001 
Tujuan                 : Persyaratan kelulusan SMK 2 Banda Aceh
Posisi                   : Administrasi

Rincian Pekerjaan:
- Mengupdate data konsumen
- Mengatur jadwal pertemuan dengan konsumen
- Menyiapkan surat-surat pernawaran untuk konsumen
- Menyiapkan tagihan

Bekerja di PT. Andess Coklat Mandiri Sejahtera Banda Aceh

Periode       : Januari 2002 - Mei 2007
Status          : Karyawan Tetap
Posisi          : Staf Finance

Rincian pekerjaan :
- Melakukan surat menyurat bisnis
- Menerbitkan dan menerima faktur dari pemasok
- Mengelola kas kecil
- Mengontrol persediaan peralatan kantor
- Penggajian (payroll)

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Banda Aceh, 13 Maret 2015

Ika Maulina

Demikianlah 3 contoh curriculum vitae terbaru dan lengkap yang dapat kami sajikan pada kesempatan ini, semoga bisa menjadi referensi bagi Anda yang hendak menyusun sebuah cv terbaru dan menarik. Jika postingan kami ini bermanfaat, silahkan like dan share kepada teman-teman kita yang lain. salam sukses dari http://ikhsan-blogs.blogspot.com. Terima kasih.

Induktif dan Deduktif

Pengertian Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif| Deduktif dan induktif merupakan dua jenis kalimat utama yang bertujuan untuk mencari kalimat utama, Dalam Pengertian paragraf deduktif dan Pengertian paragraf induktif, Pertama kita akan membahas pengertian paragraf deduktif dan Contohnya setelah itu kita akan membahas Pengertian paragraf induktif dan contohnya agar memudahkan kita mengetahui lebih jelas tentang Paragraf deduktif dan induktif dengan dapat mengetahui Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif. Untuk mengetahui Pengertian Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif serta Contohnya mari kita lihat pembahasannya seperti dibawah ini..
A. Pengertian Paragraf Deduktif
Pengertian Deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada diawal paragraf. Dengan demikian, kedua contoh paragraf di atas merupakan paragraf deduktif karena kalima utama tamanya berada diawal paragaraf. Berikut contoh lainnya.

      Contoh mencari paragraf Deduktif 
1). Meningkatnya kesejahteraan suatu keluarga berkaitan erat dengan besarnya jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung oleh pencari nafkah. Keluarga dengan anak banyak, sedangkan pencari nafkah hanyalah sah ayah, tentu akan menimbulkan kesulitan di bidang ekonomi. Dapat disarangkan agar dalam keluarga seperti itu, sang ibu pun ikut bekerja, atau anak-anaknya kuliah sambil bekerja.
Paragraf Deduktifnya : Meningkatnya kesejahteraan suatu keluarga berkaitan erat dengan besarnya jumlah anggota keluar yang harus ditanggung oleh pencari nafkah 
2). Membudayakan gemar membaca bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang melatari pembudayaan gemar membaca tersebut. Misalnya, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya bukut. Buku masih dianggap kebutuhan nomor sekian. Kenyataan ini terlihat ketika membutuhkan pokok sudah terpenuhi, orang jarang menyisihkan uangnya untuk membeli buku. Sulit sekali menjadikan sebuah buku sebagai kebutuhan utama. Akan tetapi, untuk mendengarkan sebuah kaset atau menonton film, banyak orang tak sungkan mengeluarkan uang. 
Paragraf Deduktifnya : Membudayakan kegemaran membaca bukanlah hal yang mudah. 
B. Paragraf Induktif 
Pengertian Paragraf Induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada akhir paragraf. Kalimat itu biasanya merupakan kesimpulan dari gagasan-gagasan penjelas yang diuraikan sebelumnya. 

      Contoh mencari Paragraf Induktif 
1). Tumbuhan memerlukan air untuk hidup, begitu juga manusia. Air digunakan untuk minum, mandi, dan memasak. Tumbuhan memerlukan air untuk tumbuh dan berkembang biak. Dapat dibayangkan jika tumbuhan dan manusia kekurangan air, perkembangan hidupnya tidak akan sempurna. Dengan demikian, nyatalah betapa pentingnya air bagi manusia dan tumbuhan 
Paragraf Induktif : Dengan demikian, nyatalah betapa pentingnya air bagi manusia dan tumbuhan 
2). Siswa yang rajin belajar masih dapat ditemukan di mana-man, di dalam kota, di pinggir kota, dan di desa. Siswa yang berprestasi tinggi cukup banyak dan dapat ditemukan di mana-mana juga, Tidak sedikit di antara mereka yang memperhatikan dan peduli dengan keadaan lingkungan. Tampaknya, masa depan generasi penerus masih dapat diharapkan. 
Paragraf Induktif : Tampaknya, masa depan generasi penerus masih dapat diharapkan
 
Sumber :
- http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-paragraf-deduktif-induktif-contoh.html#_

Penalaran dan Pengertian

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Pengertian Penalaran dan Macam- macam Penalaran

Pengertian Penalaran dan Macam-Macam Penalaran Beserta contohnya

PENALARAN
         Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Macam-macam Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :

INDUKTIF
       induktif adalah hal khusus menuju hal umum. Ya itu kuncinya "dari yang khusus menuju yang umum. Bila diuraikan, jangan terpatok pada gaya definisi seseorang, coba uraikan sendiri definisi paragraf induktif dengan kata kunci "dari khusus ke umum" tadi. Atau kalau memang malas menguraikan, mari lihat definisi berikut;
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
Masih kurang puas dengan definisi tersebut? Baiklah karena definisi yang baik disertai dengan batasan dan ciri-cirinya. Kita uraikan ciri-cirinya. Ciri-ciri paragraf induktif dapat diketahui dengan melihat atau membuat sebuah paragraf. Apabila dalam paragraf itu mula-mula menyebutkan peristiwa khusus dan diakhiri dengan kesimpulan berdasar peristiwa khusus tersebut, maka bisa dipastikan anda sedang membaca atau membuat paragraf induktif.
Ingin paragraf diatas dibuat terpisah dalam bentuk item ciri-ciri, agar lebih mudah difahami? Oke, berikut ciri-ciri paragrad induktif dalam bentuk list:

Ciri-ciri Paragraf Induktif
· Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
· Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
· Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
· Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
· Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
· Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
· Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasa utama
CONTOH :
-Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
kesimpulan ---> Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan

DEDUKTIF

         deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.

Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku.

Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis bawahi, dan kalimat itu berada depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari paragraph deduktif.



Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentukproposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
 Melalui proses penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi, hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Menurut tim balai pustaka istilah penalaran mengandung tiga pengertian diantaranya:
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan perasaan atau pengalman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
 Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. sistematis
4, terarah dan bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris nasional

Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
a) kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
b) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
c) kesalahan analogi.

2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
a) kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
b) kesalahan karena adanya term keempat;
c) kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
d) kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
1. Gagasan,
2. pikiran,
3. kepercayaan,
4. simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.

Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

· Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
· Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.



Penaralan INDUKTIF
 Penlaran induktif adalah proses penalaran untuk manari kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sentara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh penalaran induktif :
      Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

  Macam – Macam Penalaran Induktif
Ada 3 jenis penalaran induksi :
a. Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
Contoh generalisasi :

· Pemakaian bahasa Indonesia deseluruh daerah diindonesia dewasa ini belum dapat dikata seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.
· Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai.
 Macam – macam generalisasi : ·       Generalisasi sempurna
      Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
· Generalisasi tidak sempurana
      Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.

b.     Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh Analogi:

· Kita banyak tertarik dengan planel mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti bumi. Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup diplanet Mars.
· Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
· Untuk menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan yang rajin dan ulet.

c. Hubungan akibat sebab Hubungan akibat sebab merupakan suatu proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.
Contoh :

· Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang harus diselesaikan pemerintah, seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena dalam waktu dekat ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK. Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab banyaknya pengangguran diibukota.
· Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Penalaran DEDUKTIF
  Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
 Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Macam – Macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis


KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran dalam prosesnya ada 2 macam yaitu penalaran Induksi dan penalaran Deduktif.
- Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.
- Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum. Prosesnya disebut Deduksi. Jenis penalaran Deduktif ini diantaranya ada Silogisme dan Entinem.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia/#ixzz1pRmbONbr
http://smileforyourebetterlife.blogspot.com/2011/10/kesalahan-penalaran.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/penalaran-induksi-deduksi/

Tugas Bahasa Indonesia 2

a. Pengertian, Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
Pengertian karangan
Karangan adalah suatu karya tulis dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami
Sifat karangan
– Manusiawi : Ungkapan pemikiran manusia dengan tulisan yang hanya di miliki oleh manusia tersebut.
– Pribadi   : Di saat proses menulis karangan tersebut hanya bias dilakukan oleh satu orang dan hasil dari penulisan karangan tersebut adalah cerminan kepribadian satu orang.
Karangan ilmiah adalah suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah yang dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka dan dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.
Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Karya ilmiah populer merupakan karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, serta disajikan dalam bahasa yang santai dan mudah dipahami oleh masyarakat awam.


b. Ciri-ciri Karangan Ilmiah
Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu:
1. Sistematis, artinya mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya;
2. objektif, artinya pembahasan suatu hasil penelitian  sesuai dengan yang diteliti.;
3. cermat, tepat, dan benar;
4. tidak persuasif;
5. tidak argumentatif;
6. tidak emotif;
7. netral, artinya tidak mengejar keuntungan sendiri atau pihak tertentu;
8. tidak melebih-lebihkan sesuatu


c. Ciri-ciri Karangan Non Ilmiah
Ciri-ciri karangan nonilmiah:
a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subyektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif.


d. Ciri-ciri Karangan Ilmiah Populer
ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut :
1. Bahan berupa fakta yang objektif.
2. Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun secara sistematis, serta tidak memuat hipotesis.
3. Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
4. Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.

2. Metode Ilmiah
a. Pengertian Metode Ilmiah
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah caramenerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.” Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Metode ilmiah atau proses ilmiah (scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. 

b. Tujuan Penulisan Metode Ilmiah                                     
1. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk meningkatkan pemahaman penulisan dangan mekanisme yang telah ditentukan.
3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan -pertimbangan logis.
4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan. 
5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. 

c. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Beberapa sikap ilmiah yang bisa didapat saat melaksanakan metode penulisan ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu data.
2. Mengembangkan sikap obyektif atau menghindari keberpihakan dalam melakukan penelitian.
3. Terbuka artinya dapat menerima pandangan atau gagasan orang lain.
4. Bersikap berhati-hati dalam mengambil keputusan /kesimpulan suatu data. 
5. Jujur dan tekun dalam meneliti data.

d. Langkah-langkah Penulisan Ilmiah
1. Merumuskan Masalah 
2. Merumuskan Hipotesis
3. Mengumpulkan Data
4. Menguji Hipotesis
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik
6. Kesimpulan
7. Menulis laporan Ilmiah


3. Penalaran dan Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah
A. Pengertian Menulis
Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam sebuah tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yag dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
1. Penulis sebagai penyampai pesan
2. Pesan atau isi tulisan
3. Saluran atau media berupa tulisan
4. Pembaca sebagai penerima pesan

B. Penlaran Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah 
1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
- Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
- Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)

2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

C. Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”
Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yangdiperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
Sumber :
http://elvanmahardika.blogspot.com/2014/10/tugas-1-soft-skill-bahasa-indonesia-1.html
http://elvanmahardika.blogspot.com/2015/03/tugas-2-softskill-bahasa-indonesia-2.html?m=1

Penalaran,Paragraf Deduktif, dan Paragraf Induksi.

BAB1 (Penalaran)

Penalaran itu bisa juga diartikan sebagai pengertian, Secara sederhana, penalaran dapat diartikan sebagai proses berfikir yang logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan berdasarkan proporsi-proporsi yang mendahuluinya.  Bahan pengambilan keputusan dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas). Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengankonklusi (consequence).Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

INFERENSI

Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan. Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus membuat inferensi lagi.

EVIDENSI

Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Tentu saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai “kepastian”, Tentu saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut.

IMPLIKASI

Pada dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya. Di dalam konteks penelitian sendiri, implikasi bisa di lihat. Apabila dalam sebuah penelitian kita mempunyai kesimpulan misalnya “A”, “Manusia itu bernafas”. Maka “Manusia itu bernafas” yang kita sebut dengan implikasi penelitian. Untuk contohnya, dalam hasil penelitian kita menemukan bahwa siswa yang          di ajar dengan metode “A” lebih kreatif serta memiliki skill yang lebih baik.

Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian ada 3 yaitu Observasi ,Kesaksin dan autoritas.

Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil ada 2 yaitu Konsistensi dan Koherensi.

Cara menilai autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental contohnya ada 2 yaitu Tidak mengandung prasangka Pengalaman dan pendidikan autoritas.




BAB2 (Paragraf Deduktif)

Pengertian dari paragraf deduktif, yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus, artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas. Pembahasan mengenai jenis paragraf yang satu ini biasa kita temui dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, mulai dari SD hingga SMA. Contoh dari paragraf deduktif bisa kita temukan di pelbagai penyedia artikel, seperti internet, majalah, tabloid dan koran.

Contoh : Paragraf Deduktif

Negara adalah institusi mapan, tetapi tetap dinamis sehingga mampu mengantisipasi segala perubahan yang terjadi. Negara mewadahi seluruh kepentingan masyarakat bangsa. Ia hanya menyediakan kerangka umum yang bersifat abstrak, sehingga terbuka untuk ditafsirkan. Sementara pemerintah adalah pranata kontemporer, sebagai penyelenggara negara dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh konstitusi negara.

Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh :

–  Semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)

–  Komodo pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)

Silogisme Hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Contoh :

–  Apabila lapar saya makan nasi (mayor)

–  Sekarang lapar (minor)

Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.  Contoh :

–  Adi tinggal di Jakarta atau Malang

–  Adi tinggal di Jakarta

–  Jadi, Adi tidak tinggal di Malang

Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.Contoh :

–  Fajar berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar

–  Fajar telah berusaha keras dalam belajar, karena itu Fajar layak mendapatkan peringkat satu.




BAB3 (Paragraf Induksi)

Paragraf Induksi adalah paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat utama. Contoh Paragraf Induktif :

Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti mengelompokkan diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah trotoar tertentu. Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase khusus. Bahkan, banyak barang khas trotoar terkenal di Jakarta yang tidak bisa dijumpai di toko-toko resmi. Dari suasana tersebut ternyata banyak trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas.

GENERALISASI

generalisasi adalah suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.

HIPOTESIS

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.Hipotesis efektif adalah hipotesis yang searah atau mendukung judul, masalah, dan tujuan penelitian. Bila seseorang membuat hipotesis yang tidak mendukung permasalahan yang diangkat maka ini menyulitkan dirinya sendiri.Untuk menguji hipotesis maka perlu mengumpulkan data emperis. Contoh salah satu hipotesi di atas adalah memperkirakan adanya hubungan antara karya as-Suyuthi dengan al-Zarkasyi maka hipotesis ini diuji dengan data emperis.

ANALOGI

merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama.Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.

HUBUNGAN KAUSAL

Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat.

INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Langkah menyusun eksposisi:

Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.


Daftar Pustaka:
Rahardi, R. Kunjana. 2005. Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Arifin, E Zaenal dan  Tasai, S Amran. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Tatang, Atep et all. 2009. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 3. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. 1992. Jakarta: Gramedia
J.S.Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2006. Jakarta: Balai Pustaka.

Karangan ilmiah dan Non ilmiah

KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
A. Pengertian, Macam, Sifat, dan Bentuk Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam artikel ini akan dibahas tentang 3 jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Berikut ini ialah macam-macam karangan menurut tujuannya, dan beserta pengertiannya:

1. NARASI
Adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita.

2. DESKRIPSI
Adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal tersebut.

3. EKSPOSISI,
Adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan.

4. ARGUMENTASI,
Adalah karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data/fakta/konsep sebagai dasar/alasan/bukti.

5. PERSUASI,
Adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi emosi pembaca untuk berbuat sesuatu sesuai keinginan penulis, atau karangan yang bersifat ajakan. 


1. Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. 
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. 

Ciri-Ciri Karya Ilmiah 
1. Struktur Sajian 
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut. 
2. Komponen dan Substansi 
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. 
3. Sikap Penulis 
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. 
4. Penggunaan Bahasa 
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.


2. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
Fakta yang disimpulkan subyektif,
Gaya bahasa konotatif dan populer,
Tidak memuat hipotesis,
Penyajian dibarengi dengan sejarah,
Bersifat imajinatif,
Situasi didramatisir,
Bersifat persuasif.
Tanpa dukungan bukti


3. Karangan Ilmiah Populer
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri-ciri Karya Ilmiah Populer
Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri yang dapat dikaji minimal dari empat aspek, yaitu : 
1. Struktur. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan.
2. Komponen dan Substansi. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal.
4. Penggunaan Bahasa. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.



 METODE ILMIAH
A. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
B. Tujuan Penulisan Metode Ilmiah
Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa yang akan datang. Untuk karena itu dalam penulisan ilmiah kita tidak bias asal tulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dala penulisan ilmiah. Dalam penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita mempelajari metode ilmiah : 
Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis
Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah
C. Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” . 
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. 
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain : 
Sikap ingin tahu
Sikap kritis
Sikap obyektif
Sikap ingin menemukan
Sikap tekun 
D. Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Bentuk laporan penulisan PI, terdiri dari : 
1. Bagian Awal 
      Bagian Awal ini terdiri dari: 
Halaman Judul
Lembar Pernyataan
Lembar Pengesahan 
Abstraksi 
Halaman Kata Pengantar 
Halaman Daftar Isi 
Halaman Daftar Tabel 
Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya
2. Bagian Tengah. 
     Bagian tengah yerdiri dari : 
Bab Pendahuluan
Bab Landasan Teori
Metode Penelitian 
Bab Analisis Data dan Pembahasan 
Bab Kesimpulan dan Saran
3. Bagian Akhir. 
     Bagian akhir terdiri dari: 
  Daftar Pustaka
Lampiran


Penalaran dan penyusunan dalam sintesis karangan ilmiah
A. Pengertian Menulis
Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam sebuah tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yag dapat dilihat dan disepakati pemakainya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
Penulis sebagai penyampai pesan
Pesan atau isi tulisan
Saluran atau media berupa tulisan
Pembaca sebagai penerima pesan
B. Penlaran Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah 
1. Penalaran Deduktif 
Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi yang berasal dari kata de dan ducere, yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal khusus tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka, deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau individual.
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.
Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti: 
1. Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.) 
2. Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)

2. Penalaran Induktif 
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum. 
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
C. Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.

Daftar Pustaka:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
- http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
- http://belajarpsikologi.com/macam-macam-karya-ilmiah/
- http://ptcindonesia.heck.in/pengertian-karya-ilmiah-fungsi-syarat-je.xhtml 
- http://shofidzulfikar41.blogspot.com/2013/05/pengertian-metode-ilmiah-tujuan.html
- http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/09/bahasa-indonesia-2-penalaran-deduktif-dan-induktif/

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites